PUISI

|

NEGERIKU

Andai rumput tahu keinginan tuhan, akan kutanya satu per satu rumput di taman
Andai  bulan tahu keinginan tuhan, akan kudatangi dia tiap malam
Andai aku tahu keinginan tuhan, akan kubeberkan ke seluruh penjuru negeri ini

Tsunami, banjir, demam berdarah, longsor dan kelaparan...
lalu akan datang apalagi ?
Apakah ini azab akibat dosa yang diperbuat negeri ini ?
Tak cukupkah perbuatan pendosa itu membuat kami menderita?

Tabahlah negeriku...
tuhan takkantega mendengar jerit tangis bayi yang kelaparan
Tabahlah negeriku...
tuhan akan iba mendengar tangisan hambanya yang sujud di malam hari
Tabahlah negeriku...


CERMIN

Seraut wajah yang mirip wajahku, terpajang di hadapanku
Dia mengikuti segala gerak-gerik di wajahku
Itulah si cermin, cermin murahan kataku
Yang bisa kau dapatkan dengan mudah

Tapi, yang kulihat bukanlah cermin biasa
Dia bisa melihat masa depan dan masa lalu
tentang aku, kamu dan kita semua
Dia menampakkan seluruh isi dunia ini
Untuk kita ambil ibarat dan hikmah padanya

Itulah cermin kehidupan...
Cermin yang menampakkan asal-usul kehidupan ini
Itulah cermin kehidupan...
Cermin yang menunjukkan berbagai jenis perangai manusia untuk manusia sadari
Itulah cermin kehidupan...
Cermin yang membuktikan betapa lemhnya manusia atas kehendak tuhan



CINTA SEKALI

Ketika mereka sibuk mencari cinta, bagiku hanya dia yang kucintai
Ketika mereka telah dibutakan cinta, maka cintaku pelita bagiku
Ketika cinta harus memiliki, kulepaskan dia karena cintaku

Mencintai dia yang kucintai, tapi tak harus kumiliki
Menyayangi dia yang kusayangi, tapi tak harus dariku
Kebahagiaannya di atas kebahagiaanku

Cintaku datang cuma sekali, hanya datang darinya yang kucintai
Cintaku datang Cuma sekali, selainnya hanya pelengkap hidupku semata
Cintaku datang Cuma sekali,  takkan datang kedua kalinya
                                                

MENJALANI HIDUPKU

Aku tak tahu batas usiaku, apalagi kamu !
Bila kutahu batas usiaku, buat apa aku tidur semalam ?
Aku tak tahu masa depanku, apalagi kamu !
Bila kutahu masa depanku, buat apa kujalani hidup ini ?

Kujalani hidupku...
bukan karena usiaku yang semakin tua
Tetapi hidup ini adalah pemberiannya dan akan kembali kepadanya
Kujalani hidupku...
bukan karena masa depanku yang tak seorangpun tahu
Tetapi hidup ini penuh hikmah yang membimbingku ke jalannya

Hidup harus dijalani...
Jika hidup untuk disempurnakan,  maka tuhan memberiku kuasa lebih dari ini
Hidup memang harus dijalani...
Jika hidup untuk kesenangan belaka, mengapa tuhan memberiku air mata
Harus kujalani hidup ini...
Karena hidup bukan untuk kusempurnakan dan bukan pula untuk kesenangan belaka,
melainkan untuk kupertanggung jawabkan di hadapannya nanti



BERIKANLAH KEDUANYA

Hati dan pikiranku, mengapa engkau selalu berselisih
Jangan buat aku memilih, berikanlah satu jawaban pasti
Aku tak mau derita dunia dan aku takut derita akhirat
Aku suka bahagia dunia, tapi aku ingin bahagia akhirat

Tuhanku,
Engkau penguasa atas segalanya dan engkau tahu segala-galanya
Maka berilah aku jalan dan ridhahilah jalan itu

Aku manusia serakah dan lemah
Aku ingin kebahagiaan dari keduanya
Tapi aku tak kuat penderitaan dari keduanya
Bila engkau tak sudi memberiku keduanya,
Maka berilah ketabahan dan kekuatan atas kehendakmu



BESI TUA

Aku hanya besi tua yang mencoba untuk berguna dan bermanfaat
Aku bukanlah emas yang dipuja dan dicari
Aku hanyalah besi tua yang berharap untuk dibakar dan ditempa
Tidak untuk didiamkan dan ditelantarkan

Hatiku yang busuk memaksaku mengatakan kalau
aku adalah emas yang bernilai dan berharga
Kutunjukkan kuningku sebagai bukti
Kuning yang tak mengkilap dan semakin busuk
Kuning yang semakin kuning dan kelam karena karat

Aku adalah besi tua yang tak berharap jadi emas
Tapi ingin bernilai dan berharga
Kini tiada api dan tempaan bagiku
Api dan tempaan yang membuat besi lain berguna dan bermanfaat

Aku adalah besi tua yang dihiasi karat tak berguna
Karat yang membuatku semakin rapuh dan menunggu kehancuran



RINDU DAN CINTA

Rindu ini begitu lama kupendam
Menanti pertemuan akan aku dan kau
Cinta ini begitu besar untukmu
Hingga tak seorangpun boleh menjamahnya

Kenangan itu masih ada dan selalu ada
Saat kebersamaan dalam hari yang pernah kita lalui
Hingga waktupun tak kuasa menghapusnya

Bertahun-tahun telah berlalu
Selama itu rindu ini tiada hentinya menantimu
Dalam cinta yang begitu besarnya bagimu
Hingga tiada malam aku lalui tanpa dirimu dalam mimpiku

Mungkinkah kita akan bertemu dan bersatu
Akankah rindu dan cintaku sampai kepadamu
Sebelum hayatku berakhir ataukah akan kubawa mati

Dalam doa yang selalu kupinta
Dan dalam sujud yang selalu kumohon
Tiada lain hanya rindu dan cinta ini


LUKA DAN DOSA

Dalam kisah perjalanan hidupku,
haruskah kulalui dengan luka ?
Dalam meraih sebuah impian,
haruskah kucapai dengan dosa ?

Dengan luka...dosa ini akan terhapus
Dengan dosa ...aku takkan terluka

Apakah surga hanya untuk orang yang terluka
dan neraka bagi mereka yang berdosa ?
Sugguh cobaan ini amat berat bagiku
Adakah luka sebagai kunci surgamu ?

Tergoreskan luka ini dengan cacian, makian dan hinaan
hanya untuk berpegang di jalanmu
dan luka ini kian terperihkan dalam derita nafsu dunia
hanya untuk mencari ridhomu

Adakah luka yang menghapus dosa ?
Akankah dosa menghapus derita ?
Dalam pencarianku akan rahmat dan hidayahmu,
belum cukupkah luka ini membuka pintu surgamu ?